Rabu, 11 April 2012

MASKOT JAKARTA

 BUNDARAN HI

Beberapa hari lalu saya melewati Bundaran HI. Salah satu view terbaik yang masih dianggap indah di Jakarta menurut saya yah ini. Air yang keluar deras melingkari membentuk lingkaran yang mengelilingi disekitarnya. Seolah mampu membunuh kepenatan ketika busway yang saya tumpangi masih tersendat-sendat jalannya.
Hari itu yang membuat saya terkejut kenapa tampaknya sepasang pria dan wanita rupanya mengelilingi sepanjang lingkaran bundaran HI. Bukannya saya keberatan mereka menikmati keindahan bundaran HI yang malam itu memang bisa dikatakan romantis. Saya bilang demikian( romantis) memang begitu adanya. Anda bisa buktikan melewati bundaran HI pada malam hari . Serasa dibawa ke kondisi seperti new york pada  . Saya belum pernah ke New York. Tapi saya tahu gedung – gedung tinggi yang berada disekitar bundaran HI ditambah lagi lampu-lampu yang bersinar . Sungguh view yang saya rasakan seolah olah tidak jauh berbeda dengan New York kok.
Haduh tapi kenapa rintipan orang -orang disekitar pinggiran bundaran HI sungguh bukan pemandangan enak yang dilihat. Saya tahu mereka butuh menikmati hiburan yang selama ini memang belum bisa diakomodir di Jakarta. Jakarta dipenuhi hiburan yang tentunya kami harus mengeluarkan uang untuk menikmatinya. Sebut saja bagaimana saya ingin menikati week end di jakarta, kalau tidak disebuah mal tentunya sasaran berikutnya tempat makan atau cafe. Dan semua itu tentunya tidak sedikit yang saya keluarkan hanya untuk mencari sebuah penghiburan.
Saya tahu menjadi masyarakat terpinggir dijakarta akan sulit ketika mereka menginginkan suatu layanan hiburan. Anda tahu bukan , mal , cafe . restoran, tempat karaoke dan semacamnya tentunya hanya dinikmati segelintir masyarakat tertentu saja. lalu bagaimana jika masyarakat terpinggir jika ingin menemukan hiburan.
Salah satunya yah bagaimana menemukan tempat bagi mereka yang tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak .Kalau perlu tempat yang tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun.
Ini yang selalu saya rasakan . Saya selalu bersyukur sekalipun untuk mencari hiburan saya harus mengeluarkan uang , tapi saya mampu memenuhinya. Saya hanya berpikir bagaimana jika seseorang itu menginginkan hiburan tetapi dia tidak mampu melakukannya.
Ah andai saja Jakarta menyediakan tempat yang mampu memenuhi hal tsb. Ada suatu tempat mungkin seperti taman yang semua masyarakat bisa mengaksesnya dengan biaya rendah . Sebenarnya saya tahu di jakarta juga menyediakan tempat yang bisa dinikmati warganya tanpa mengeluarkan uang dengan jumlah besar. Sebut saja monas , ancol, museum. Sayangnya sepertinya warganyapun kurang menikmati atau bahkan tidak mengetahui tempat itu.
Saya hanya berharap dimana seharusnya tempat -tempat yang tidak bisa digunakan untuk publick , aparat mentertibkannya sesuai dengan tata ruang. Sungguh bundaran HI dengan adanya pemandangan yang saya lihat kemarin jadi tidak enak dilihat lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar