MASKOT JAKARTA
BUNDARAN HI
Beberapa
hari lalu saya melewati Bundaran HI. Salah satu view terbaik yang masih
dianggap indah di Jakarta menurut saya yah ini. Air yang keluar deras
melingkari membentuk lingkaran yang mengelilingi disekitarnya. Seolah
mampu membunuh kepenatan ketika busway yang saya tumpangi masih
tersendat-sendat jalannya.
Hari
itu yang membuat saya terkejut kenapa tampaknya sepasang pria dan
wanita rupanya mengelilingi sepanjang lingkaran bundaran HI. Bukannya
saya keberatan mereka menikmati keindahan bundaran HI yang malam itu
memang bisa dikatakan romantis. Saya bilang demikian( romantis) memang
begitu adanya. Anda bisa buktikan melewati bundaran HI pada malam hari .
Serasa dibawa ke kondisi seperti new york pada . Saya belum pernah ke
New York. Tapi saya tahu gedung – gedung tinggi yang berada disekitar
bundaran HI ditambah lagi lampu-lampu yang bersinar . Sungguh view yang
saya rasakan seolah olah tidak jauh berbeda dengan New York kok.
Haduh
tapi kenapa rintipan orang -orang disekitar pinggiran bundaran HI
sungguh bukan pemandangan enak yang dilihat. Saya tahu mereka butuh
menikmati hiburan yang selama ini memang belum bisa diakomodir di
Jakarta. Jakarta dipenuhi hiburan yang tentunya kami harus mengeluarkan
uang untuk menikmatinya. Sebut saja bagaimana saya ingin menikati week
end di jakarta, kalau tidak disebuah mal tentunya sasaran berikutnya
tempat makan atau cafe. Dan semua itu tentunya tidak sedikit yang saya
keluarkan hanya untuk mencari sebuah penghiburan.
Saya
tahu menjadi masyarakat terpinggir dijakarta akan sulit ketika mereka
menginginkan suatu layanan hiburan. Anda tahu bukan , mal , cafe .
restoran, tempat karaoke dan semacamnya tentunya hanya dinikmati
segelintir masyarakat tertentu saja. lalu bagaimana jika masyarakat
terpinggir jika ingin menemukan hiburan.
Salah
satunya yah bagaimana menemukan tempat bagi mereka yang tidak perlu
mengeluarkan uang terlalu banyak .Kalau perlu tempat yang tidak perlu
mengeluarkan uang sepeserpun.
Ini
yang selalu saya rasakan . Saya selalu bersyukur sekalipun untuk
mencari hiburan saya harus mengeluarkan uang , tapi saya mampu
memenuhinya. Saya hanya berpikir bagaimana jika seseorang itu
menginginkan hiburan tetapi dia tidak mampu melakukannya.
Ah
andai saja Jakarta menyediakan tempat yang mampu memenuhi hal tsb. Ada
suatu tempat mungkin seperti taman yang semua masyarakat bisa
mengaksesnya dengan biaya rendah . Sebenarnya saya tahu di jakarta juga
menyediakan tempat yang bisa dinikmati warganya tanpa mengeluarkan uang
dengan jumlah besar. Sebut saja monas , ancol, museum. Sayangnya
sepertinya warganyapun kurang menikmati atau bahkan tidak mengetahui
tempat itu.
Saya
hanya berharap dimana seharusnya tempat -tempat yang tidak bisa
digunakan untuk publick , aparat mentertibkannya sesuai dengan tata
ruang. Sungguh bundaran HI dengan adanya pemandangan yang saya lihat
kemarin jadi tidak enak dilihat lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar